Saturday 5 October 2013

Rahsia Zikir

Dalam sebuah firmanNya Allah mengingatkan dan menjelaskan, sesungguhnya orang yang berzikir itu mendapat keuntungan. Allah tidak mungkin tidak tidak sengaja memberi penjelasan itu apa lagi bertujuan untuk menipu karena Dia terpelihara dari sifat-sifat keji begitu. JanjiNya adalah tepat dan benar. Sudah tentu orang yang mengingatiNya (berzikir) itu akan mendapat keuntungan dan pahala yang besar, baik di akhirat ataupun di dunia ini.


FirmanNya.......


"Sesungguhnya (wajib) beruntung bagi mereka yang membersihkan (hati) dan (dengan) berzikir menyebut nama Tuhannya (serta) mendirikan Solat." [Al-A'laa 14-15 ]


Bila mengingat pada peringatan itu sudah tentu kita ingin mengetahui apakah keuntungan yang dijanjikan itu. Menjadi fitrah manusia ia mengharapkan penjelasan terhadap sesuatu yang dijanjikan itu serta ingin uraian yang memuaskan sebelum ia cenderung untuk menerimanya. Seperti perihal zikir ini semua manusia ingin mengetahui kedudukan yang sebenarnya. Apakah yang dikatakan keberuntungan itu? Cuma satu menjadi masalah bila mengetahui keberuntungan itu, kadang-kadang manusia dengan tiba-tiba menjadi rajin untuk melakukan sesuatu. Apakah janji itu hanya sebagai pancingan untuk meransang manusia agar rajin mengingat Allah?


Dalam hal ini perlu diingatkan, jangan pula setelah mengetahui keberuntungan yang bakal diperoleh itu, menyebabkan kita menjadi rajin dan mengharap-harapkan kepadanya. Kita menanti-nanti akan keberuntungan itu dengan berzikir. Kalau kita sudah berkelakuan begitu, kita sudah tidak ikhlas lagi dalam beramal. Keadaan itu telah merusakkan tujuan dan juga visi kita beramal (berzikir).


Firman Allah Ta'ala.......




"Dan serulah Ia (Allah) dengan mengikhlaskan agama bagiNya." Al-A'raaf 29


Sebenarnya banyak rahasia ataupun keuntungan yang bakal diperoleh oleh seseorang yang kuat berzikir kepada Allah. Seperti yang telah diterangkan dalam bab yang lalu, keuntungan itu satu realiti yang tidak boleh dipungkiri.


Diantara firmanNya.......


"Ingatlah hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenteram."


dan lagi.......


"Karena itu ingatlah kepadaKu nescaya Aku ingat kepadamu dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan jangan kamu mengingkari nikmatKu."


Al-Baqarah 152




Bagaimanapun dalam bab ini kita tidak menceritakan perihal keberuntungan itu lagi, tetapi dikhususkan untuk membuka rahasia-rahasia yang terdapat dari zikir, di mana rahasia ini semua menjadi idaman dan impian semua manusia. Di sini akan diterangkan mengenai "hakikat" rahasia ataupun rahasia peribadi yang diperoleh oleh seseorang yang berzikir itu. Lebih tepat lagi rahasia-rahasia kerohanian dan juga pembukaan "Sungai Ladunni" oleh seseorang yang telah sampai pada maqom zikir yang sebenarnya.


Dalam bab yang lalu kita telah sama-sama mengetahui serta mempelajari bagaimana zikir itu berperanan menyucikan diri seseorang itu. Dengan pengalaman itu dapat kita mengerti bahwa natijah sesuatu zikir itu bukan sekedar untuk mengawal syariat manusia itu agar betul dan bergerak di atas Tauhid kepada Allah semata-mata. Tetapi ia juga bertujuan untuk mempastikan kita agar senantiasa mengingati dan berikhtiar untuk melekatkan diri kita dengan sifat-sifat yang ada kepada Allah.


Tetapi peranan zikir lebih jauh dari itu. Ia juga merupakan penawar untuk mengobati batin, pembersih batin,mensucikan batin, menggemukan batin dan paling penting membuka "Nur Qalbi" serta menghancurkan ketulan darah kotor yang bergantung/bergayut di ujung jantung, yang dinamakan "Istana Iblis" itu. Itu yang lebih penting.Kuasa yang ada kepada zikir ia bisa menerangi seluruh hati kita dengan Cahaya Allah (Nurrullah). Ini akan terjadi apabila kita sudah memperoleh apa yang dinamakan "Piala" zikir.


Apabila seluruh batin kita sudah diselimuti oleh zikrulah, maka seluruh batin kita akan cerah dan dapat berfungsi dengan baik seperti malam hari diterangi oleh bulan purnama. Orang yang mencecah pada zikir itu akan memperolehi mata batin (Basirun), telinga batin (Sami'un) dan sebagainya lagi


Apabila hati sudah disuluhi dan diterangi oleh cahaya Allah, maka batinnya akan berfungsi dan di kala inilah diri kita dapat mema'rifatkan kepada Allah. Proses pemancaran (wujud) cahaya zikir itu seperti proses pemancaran cahaya matahari yang tertimpa keatas bulan dan memancarkan (refleksi) cahaya yang nyaman, lembut dan romantik ke bumi.


Apabila sampai ke tahap atau maqomm ini maka seseorang ahli zikir itu dapat mengetahui sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh anggota zahir. Misalnya apa yang tidak dapat diketahui oleh mata, dapat ditangkap oleh mata batinnya. Sesuatu yang tidak dapat didengar oleh telinga zahir tapi bisa didengar oleh telinga batin dan begitulah seterusnya.


Keistimewaan mereka yang sudah dapat menguasai hakikat zikir ini menyebabkan dia dapat mendengar dan faham segala gerak-gerik alam, hewan, serangga dan juga desiran daun, kayu, ombak, hembusan angin dan sebagainya. Orang yang menduduki maqom ini juga kadang-kala bercakap-cakap sendiri (padahal dia bercakap dengan isi alam)!


Matanya dapat melihat pada waktu malam atau di kala alam gelap-gelita. Dirinya dapat mengetahui sesuatu yang terjadi meskipun dia berada di alam tidur. Dia juga dapat tujuan tepat mengenai apa- apa yang akan terjadi ke atas dirinya dan dunia dalam sekitar tempoh 40 hari, seperti tarikh kematian dirinya. Pendeknya segala rahasia Allah yang tidak dapat disingkap oleh anggota batin dapat diketahui oleh diri batin.


Keistimewaan ahli zikir yang sampai ke peringkat itu bukan sekedar itu saja, dia juga dapat bertahan lapar, haus dan menahan sakit dan penderitaan-penderitaan zahir yang lain. Tubuh mereka menjadi "kebal" dari rasa sakit dan pedih. Zikir itu sebenarnya menjadi penebal pada tubuh mereka. Karena itulah kita selalu mendengar para Wali Allah itu adakalanya tidak makan bertahun-tahun dan tidak sakit bertahun-tahun. Sebagiannya pula sangat merindui pada kesakitan dan ingin pada kematian.


Seseorang Wali Allah yang telah sampai ke peringkat zikir yang memecahkan rahasia itu bisa hidup untuk beribu tahun tanpa makan dan minum. Kisah ataupun hakikat ini bukan dongengan atau merupakan satu "kampanye/promosi" untuk mendorong kita memiliki ilmu zikir ini, tetapi merupakan satu kenyataan yang disurat-lipatkan dalam Al-Quran.


Mungkin anda pernah mendengar kisah "Pemuda Ashabul Khafi" di dalam Al-Quran, di mana tujuh orang pemuda yang semuanya anak raja tidur selama 309 tahun karena beramal kepada Allah. Mereka adalah Wali Allah,yang merupakan ahli zikir kelas satu (first-class).


Kalau diukur pada logika, mustahil seorang manusia itu dapat tidur selama beratus tahun tanpa makan dan minum, tentu mereka akan mati. Menurut pendapat pakar peng0batan modern (medical specialist), manusia hanya dapat bertahan selama delapan hari saja tanpa makan dan minum, setelah itu dia akan mati .


Tetapi tujuh orang Pemuda Ashabul Khafi" itu bukan delapan hari, tetapi selama 309 tahun mereka berada dalam gua (Khafi), yang pintunya ditutup rapat dan tanpa memakan apa-apa .


Apakah rahasia mereka dapat bertahan dan hidup begitu lama. Apakah yang mereka makan utk meneruskan hayat hidup mereka? Jawabnya tidak lain dan tidak bukan ialah zikir. Mereka berzikir (ingat kepada Allah) dan menjadikan zikir sebagai santapan rohani. Dari kisah itu jelas membuktikan kepada kita, bahwa bila sampai ke satu peringkat, zikir itu bisa mengenyangkan kita. Ia bisa melapangkan dada kita. Caranya bila kita asyik dan

"zauq" (Mabuk Ketuhanan), kita hanya akan ingat Tuhan saja, tanpa yang lain, termasuk melupakan penderitaan zahir seperti lapar, haus, sakit, takut atau bimbang kepada sesama makhluk.


Lagi pun bila kita sudah tidak putus-putus mengingatNya maka Dia juga begitu. Jadi bila Dia sudah ingat kita tak heranlah dengan segala perilaku salah adat itu, seperti tak makan, tak mengantuk, tak lapar dan sebagainya adalah perkara "kacang" saja.


FirmanNya......


"Jika engkau ingat Aku, Aku ingat engkau."


"Dan hanya pada Tuhanlah hendaknya kamu berharap."


Demikian juga dengan apa yang terjadi ke atas Wali-wali dan para Nabi. Kenapa mereka memperoleh kelebihan,keistimewaan dan juga kemuliaan, (karamah hidup) karena mereka benar-benar menguasai "Zikir Ma'rifat". Nabi Ibrahim a.s. walaupun dicampakkan ke dalam api, baginda tidak mengalami apa-apa walaupun seurat bulu roma pun tidak hangus. Apa yg menyebabkan Baginda kebal ialah tak lain dan tak bukan karena dia berzikir (ingat) kepada Allah.


Nabi Nuh a.s. walaupun seluruh kaumnya mati lemas karena bah (banjir) besar, tetapi dia selamat. Apakah rahasia yg menyebabkan dia selamat, jawabnya tidak lain dan tidak bukan ialah karena dia senantiasa berzikir (ingat)akan Allah. Zikir-zikir Nabi Nuh a.s. menyebabkan air tidak masuk ke dalam kapalnya.


Demikianlah hikmah dan juga rahasia zikir terlalu besar sekali bisa menjadikan seseorang itu dikatakan karamah dan punya kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang banyak.Kembali kepada kita apakah kita ingin ataupun tidak memiliki segala rahasia itu, tepuk dada tanya selera. Walau bagaimanapun harus diingat, dalam hal ini jangan pula karena mengetahui akan rahasia-rahasia itu maka kita berzikir semata-mata mengharapkan segala kekeramatan itu. Niat begitu sudah salah. Dan yakinlah kalau kita buat dengan memasang niat begitu segala apa yang kita hajati tidak menjadi. Konsep dalam beramal itu tidak boleh gairah dan mengharapkan ganjaran apa-apa.


Lagi pun berzikir dengan mengharapkan sesuatu, jelas amalan itu sudah tidak ikhlas lagi. Amal yang tidak ikhlas tahu sendirilah natijahnya, ia seperti berusaha untuk memerangkap angin dalam sebuah wadah yang berlubang. Sia-sia saja.


Sebaliknya berzikirlah sebagai satu tanggungjawab kita terhadap Allah dalam usaha untuk "Kamil-mukamil" denganNya.


"Kekeramatan atau kemuliaan itu datang tanpa disadari. Yang nampak karamah seseorang itu adalah orang lain yang berada di luar kehidupannya."

No comments:

Post a Comment